Dapat Donor Paru Paru, Perempuan Cantik Ini Malah Meninggal Kena Kanker


Seorang wanita cantik di Inggris menjalani cangkok paru-paru untuk mengobati penyakit kronisnya. Alih-alih sehat seperti sedia kala, wanita ini malah terkena kanker paru-paru. Usut punya usut ternyata paru-paru barunya berasal dari seorang perokok berat.



Jennifer Wederell meninggal pada usia yang masih muda, 27 tahun. Sejak berumur 2 tahun, ia didiagnosis mengidap cystic fibrosis, yaitu penyakit keturunan yang membuat paru-paru dan sistem pencernaan tersumbat oleh lendir.



Di tahun 2007, Jennifer bertemu calon suaminya, David Wederell. Saat bertunangan pada tahun 2009, kesehatan Jennifer memburuk sampai-sampai pernikahannya harus diundur hingga Jennifer bisa memperoleh transplantasi paru-paru.



Setelah menunggu selama 18 bulan, tepatnya pada bulan April 2011, Jennifer diberitahu bahwa ada paru-paru yang siap dicangkokkan. Berdasarkan peraturan baru, dokter diwajibkan memberitahu pasien apakah paru-paru barunya berisiko tinggi memicu kanker.



Namun Jennifer dirawat berdasarkan peraturan lama yang tidak mewajibkan dokter memberitahu risiko cangkok organ kepada pasien. Dokter juga tidak memberitahu bahwa paru-paru barunya berasal dari seseorang perokok berat yang terbiasa merokok 20 batang sehari.



"Seharusnya saat itu dokter mengatakan 'Sang donor adalah perokok sehingga ada risiko keganasan yang lebih tinggi. Apakah Anda ingin melanjutkan atau tidak?' Mereka tidak menyebutkan hal itu. Jika mereka melakukannya, dia akan menolak transplantasi," Kata David



Transplantasi yang dijalani Jennifer sukses dan ia pun melangsungkan pernikahan beberapa bulan berikutnya. Namun kebahagiaan itu tak berlangsung lama sebab Jennifer didiagnosa menderita kanker paru-paru beberapa bulan setelah menikah.



Yang memilukan, dokter mengatakan bahwa Jennifer mungkin hanya bisa bertahan beberapa minggu. Namun ternyata keinginan Jennifer untuk bertahan hidup cukup kuat dan dapat bertahan selama setengah tahun. Akhirnya, ia meninggal di rumah pada tanggal 24 Agustus 2012.



Layanan spesialis jantung dan paru-paru terbesar di Inggris yang menangani Jenifer, The Brompton Royal and Harefield NHS Foundation Trust merilis sebuah pernyataan yang memuat ungkapan belasungkawa kepada keluarga Jennifer.



"Sangat jarang pasien dapat menentukan apakah mereka ingin mempertimbangkan mendapat paru-paru yang sehat secara klinis ketimbang paru-paru perokok, tapi kami menyadari bahwa Jennifer seharusnya diberi kesempatan untuk membuat pilihan ini. Kami telah meminta maaf dengan tulus dan menegaskan bahwa kami bersimpati kepada keluarga," kata juru bicara The Brompton Royal and Harefield NHS Foundation Trust.



Namun The Brompton Royal and Harefield NHS Foundation Trust masih beralasan bahwa jumlah paru-paru yang tersedia untuk transplantasi akan menurun 40 persen jika ada kebijakan yang menolak paru-paru dari perokok. Daftar tunggu pasien akan meningkat dan akan ada banyak pasien yang tak tertolong.



Kini, keluarga Jennifer aktif menggalang kampanye untuk mendorong orang yang bukan perokok mau mendaftarkan diri sebagai pendonor organ. Tekad keluarga ini semakin bulat setelah melihat data statistik yang menunjukkan bahwa 4 dari 10 paru-paru yang digunakan dalam transplantasi di Inggris berasal dari perokok.

Sumber